JURNAL
REFLEKSI
AKSI
NYATA
VISI
GURU PENGGERAK MODUL 1.3
Disusun Oleh : Achmad
Hufron, S.Pd.Jas, M.Pd
Fasilitator: Imyatun
Muayanah, S.Pd
Pendamping Praktik:
Utami Puji Astuti, S.Pd
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Kegiatan pembelajaran di dalam sekolah ditujukan untuk
memberikan pendidikan kepada peserta didik. Setiap kegiatan jika ingin tepat
sasaran sesuai dengan tujuan pendidikan mestinya disertai dengan visi dan misi.
Visi dan misi ditujukan sebagai pengharapan dan tujuan yang ingin digapai oleh
seseorang atau sebuah lembaga. Dengan visi dan misi membuat arah kegiatan
menjadi jelas maksud dan tujuannya. Begitu pula dengan guru penggerak, untuk
dapat menggerakkan lingkungan sekolah baik itu peserta didik maupun teman
sejawat seyogyanya didasari dari visi dan misi yang ingin di capai.
Pencapaian visi dan misi didasari dari perumusan secara
bersama-sama antara warga sekolah, peserta didik, komite, dan wali murid. Dalam
pelaksanaannya kolaborasi semua pihak sangat menentukan tercapai atau tidaknya
visi dan misi tersebut disamping itu refleksi dan evaluasi penting dilakukan
untuk melihat sejauh mana visi dan misi itu dapat terwujud.
Dalam perjalanan pencapaian visi juga
diperlukan masukan dan saran yang membangun dari setiap permasalahan yang
muncul. Hal ini diharapkan ditemukan solusi atau jalan keluar. Kegiatan yang
mengakomodasi kepentingan tersebut diantaranya adalah komunitas praktisi di
setiap sekolah.
B. VISI
GURU PENGGERAK
Menurut Nurohmat (2020) menyatakan bahwa untuk
menentukan arah pengembangan dan perubahan menuju keberhasilan transformasi
pendidikan yang dicita-citakan, adanya visi sangat penting. Visi adalah
keinginan seseorang, organisasi atau kelompok untuk menjadi seperti apa. Visi
sekolah memuat gambaran masa depan sekolah yang diharapkan dapat terwujud,
mulai dari input, proses, maupun outputnya. Adapun visi seorang guru adalah
gambaran tujuan yang ingin dicapai oleh seorang guru yang memuat nilai-nilai
yang diyakininya. Visi menentukan tujuan, sedangkan nilai-nilai
menentukan cara untuk mencapai tujuan tersebut.
Nurrohmat (2020) juga menjelaskan bahwa seorang
calon guru penggerak diharapkan mampu mengembangkan dan mengkomunikasikan visi
sekolah yang berpihak pada murid kepada para guru dan pemangku kepentingan. Seoorang
guru tentunya harus punya visi. Visi seorang guru berkaitan dengan
profesinya sebagai guru, bukan profesi yang lain seperti pebisnis, politikus,
dan lain sebagainya. Hadirnya visi dapat memberikan makna dan spirit seorang
guru dalam menjalankan tugas profesinya. Selain pemaknaan dan penghayatan
terhadap profesi guru, hadirnya visi dapat dijadikan sebagai acuan
dalam berkegiatan sebagai seorang guru. Seluruh aktivitas keprofesian guru
harus bermuara pada visinya sehingga kerja keras dan pengabdiannya menghasilkan
apa yang dicita-citakan.
C.
PENGEMBANGAN
KOMUNITAS PRAKTISI
Wenger dalam Theresia S.R
(2021) menyebut bahwa komunitas praktisi adalah “Sekelompok individu yang
memiliki semangat dan kegelisahan yang sama, tentang praktik yang mereka
lakukan dan ingin melakukannya dengan lebih baik dengan berinteraksi secara
rutin. Dengan hal demikian dapat disimpulkan bahwa dengan adanya
komunitas praktisi dapat meningkatkan kemampuan diri setiap anggota yang masuk
dalam komunitas tersebut. Menurut Budiman,
Nurwansyah dalam Theresia S.R (2021), ada 5 tujuan komunitas praktisi yakni:
(1) mengedukasi anggota dengan mengumpulkan dan berbagi informasi yang
berkaitan dengan masalah. Dan pertanyaan tentang praktik pengajaran dan
pembelajaran; (2) memberi dukungan pada anggota melalui interaksi dan
kolaborasi sesama anggota; (3) mendampingi anggota untuk memulai dan
mempertahankan pembelajaran mereka; (4) mendorong anggota untuk menyebarkan
capaian anggota melalui diskusi dan berbagi; dan (5) engintegrasikan
pembelajaran yang didapatkan dengan pekerjaan sehari-hari.
Ada beberapa cara untuk mengembangkan komunitas
praktisi yaitu: (1) menyepakati antar anggota komunitas; (2) membentuk
kepengurusan; (3) menentukan program kerja yang sudah terjadwal; (4)
sosialisasi hasil dari komunitas; dan (5) bersinergi dengan steakholder
terkait.
Adapun rencana pengembangan komunitas
praktisi dibagi tiga tahap yaitu: (1) tahap merintis; (2) tahap mengembangkan;
(3) tahap merawat keberlajutan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PERUBAHAN KONSEP DIRI
Visi
ternyata penting dimiliki untuk menuju kesuksesan yang dinginkan. Dengan adanya
visi terdapat titik tuju yang akan dicapai dengan usaha-usaha yang sesuai untuk
mencapainya. Begitu juga seorang guru penggerak, untuk membentuk peserta didik
sebagai pelajar pancasila dan menghamba pada anak dalam pembelajaran maka
dituntut untuk mempunyai visi pribadi yang ditujukan untuk pencapaian hal
tersebut.
B. AKSI NYATA
1.
Menyusun visi guru penggerak
Hal ini saya lakukan sebagai tujuan yang ingin saya capai untuk menghambakan pribadi saya kepada peserta didik untuk menghantarkan mereka sesuai dengan profil pelajar pancasila.
2.
Mengajar dengan Kreatif
Saya melakukan pembelajaran dengan situasi dan kondisi masa pandemi covid
19 yaitu dengan sistem daring. Hal ini saya lakukan untuk tetap menjaga
motivasi belajar anak dan memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik.
3.
Mengembangkan Komunikasi Untuk Membentuk Komunitas
Praktisi di Sekolah
Saya mulai bergerak untuk menyampaikan ide dan gagasan saya kepada
teman-teman sejawat untuk membentuk komunitas praktisi yang diharapkan dapat
menumukan solusi tentang kendala-kendala yang muncul dalam proses pembelajaran
yang dialami oleh guru-guru di SDN 1 Selang. Saya memulai dari beberapa guru
yang saya anggap sepandangan dengan saya dan nantinya saya berharap guru
tersebut dapat menjadi patner saya dalam memulai gerak pembentukan komunitas
praktisi di sekolah saya.
4.
Memberikan apresiasi pencapaian baik yang didapat oleh
peserta didik
Saya bekerja sama dengan guru kelas memberikan inisiatif pemberian penghargaan bagi peserta didik yang bersemangat dalam belajar sehingga mendapatkan dirinya sebagai peserta didik terbaik di setiap kelasnya.
C. KENDALA DALAM PELAKSANAAN AKSI NYATA
Kendala yang saya hadapi adalah masa pandemi yang membatasi interaksi
secara langsung dengan peserta didik. Padahal hal pembiasaan baik dapat
dilakukan secara aplikatif tidak semata hanya teori saja. Penanaman karakter
sangat penting sebagai ujud pembiasaan yang continu dan berkesinambungan untuk
mewujudkan profil pelajar pancasila. Selain itu dukungan dari teman sejawat
belum 100% yang terkadang sedikit menghambat dalam pengaplikasian program di
lapangan.
D. RENCANA PERBAIKAN BERIKUTNYA
Hal yang akan saya lakukan adalah
berusaha untuk menjadi guru kunjung agar interaksi secara langsung lebih sering
dengan peserta didik. Selain itu meningkatkan komunikasi dan kolaborasi dengan
teman sejawat.
BAB III
PENUTUP
Dalam penentuan visi guru penggerak diharapkan
berpihak pada peserta didik dengan konsep menghamba pada anak. Peserta didik
dijadikan pusat pembelajaran. selain itu komunitas praktisi segera dibentuk
demi kemajuan sekolah. Komunitas praktisi berfungsi untuk menemukan solusi
segala persoalan yang timbul dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Nurrohmat
(2020).https://www.kompasiana.com/nurohmat/5fb31951d541df7caf5504c2/visi-guru-penggerak?page=all.
Diakses tanggal 24 Juni 2021 pukul 11.00 wib.
Theresia S.R (2021). https://www.cikgutere.com/2021/02/berkolaborasi-dalam-komunitas-praktisi.html.
Diakses tanggal 24 Juni 2021 Pukul 11.30 wib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar