23 Juni 2021

Aksi Nyata 1.3.Visi Guru Penggerak

 

JURNAL REFLEKSI

AKSI NYATA

VISI GURU PENGGERAK MODUL 1.3

Disusun Oleh : Achmad Hufron, S.Pd.Jas, M.Pd 

Fasilitator: Imyatun Muayanah, S.Pd

Pendamping Praktik: Utami Puji Astuti, S.Pd

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.      LATAR BELAKANG 

Kegiatan pembelajaran di dalam sekolah ditujukan untuk memberikan pendidikan kepada peserta didik. Setiap kegiatan jika ingin tepat sasaran sesuai dengan tujuan pendidikan mestinya disertai dengan visi dan misi. Visi dan misi ditujukan sebagai pengharapan dan tujuan yang ingin digapai oleh seseorang atau sebuah lembaga. Dengan visi dan misi membuat arah kegiatan menjadi jelas maksud dan tujuannya. Begitu pula dengan guru penggerak, untuk dapat menggerakkan lingkungan sekolah baik itu peserta didik maupun teman sejawat seyogyanya didasari dari visi dan misi yang ingin di capai.

Pencapaian visi dan misi didasari dari perumusan secara bersama-sama antara warga sekolah, peserta didik, komite, dan wali murid. Dalam pelaksanaannya kolaborasi semua pihak sangat menentukan tercapai atau tidaknya visi dan misi tersebut disamping itu refleksi dan evaluasi penting dilakukan untuk melihat sejauh mana visi dan misi itu dapat terwujud.

Dalam perjalanan pencapaian visi juga diperlukan masukan dan saran yang membangun dari setiap permasalahan yang muncul. Hal ini diharapkan ditemukan solusi atau jalan keluar. Kegiatan yang mengakomodasi kepentingan tersebut diantaranya adalah komunitas praktisi di setiap sekolah.

B.       VISI GURU PENGGERAK

Menurut Nurohmat (2020) menyatakan bahwa untuk menentukan arah pengembangan dan perubahan menuju keberhasilan transformasi pendidikan yang dicita-citakan, adanya visi sangat penting. Visi adalah keinginan seseorang, organisasi atau kelompok untuk menjadi seperti apa. Visi sekolah memuat gambaran masa depan sekolah yang diharapkan dapat terwujud, mulai dari input, proses, maupun outputnya. Adapun visi seorang  guru adalah gambaran tujuan yang ingin dicapai oleh seorang guru yang memuat nilai-nilai yang diyakininya. Visi menentukan tujuan, sedangkan nilai-nilai  menentukan cara untuk mencapai tujuan tersebut. 

Nurrohmat (2020) juga menjelaskan bahwa seorang calon guru penggerak diharapkan mampu mengembangkan dan mengkomunikasikan visi sekolah yang berpihak pada murid kepada para guru dan pemangku kepentingan. Seoorang guru tentunya harus punya visi. Visi  seorang guru berkaitan dengan profesinya sebagai guru, bukan profesi yang lain seperti pebisnis, politikus, dan lain sebagainya. Hadirnya visi dapat memberikan makna dan spirit seorang guru dalam menjalankan tugas profesinya. Selain pemaknaan dan penghayatan terhadap profesi guru,   hadirnya visi  dapat dijadikan sebagai acuan dalam berkegiatan sebagai seorang guru. Seluruh aktivitas keprofesian guru harus bermuara pada visinya sehingga kerja keras dan pengabdiannya menghasilkan apa yang dicita-citakan.

C.      PENGEMBANGAN KOMUNITAS PRAKTISI

Wenger dalam Theresia S.R (2021) menyebut bahwa komunitas praktisi adalah “Sekelompok individu yang memiliki semangat dan kegelisahan yang sama, tentang praktik yang mereka lakukan dan ingin melakukannya dengan lebih baik dengan berinteraksi secara rutin. Dengan hal demikian dapat disimpulkan bahwa dengan adanya komunitas praktisi dapat meningkatkan kemampuan diri setiap anggota yang masuk dalam komunitas tersebut. Menurut Budiman, Nurwansyah dalam Theresia S.R (2021), ada 5 tujuan komunitas praktisi yakni: (1) mengedukasi anggota dengan mengumpulkan dan berbagi informasi yang berkaitan dengan masalah. Dan pertanyaan tentang praktik pengajaran dan pembelajaran; (2) memberi dukungan pada anggota melalui interaksi dan kolaborasi sesama anggota; (3) mendampingi anggota untuk memulai dan mempertahankan pembelajaran mereka; (4) mendorong anggota untuk menyebarkan capaian anggota melalui diskusi dan berbagi; dan (5) engintegrasikan pembelajaran yang didapatkan dengan pekerjaan sehari-hari.

Ada beberapa cara untuk mengembangkan komunitas praktisi yaitu: (1) menyepakati antar anggota komunitas; (2) membentuk kepengurusan; (3) menentukan program kerja yang sudah terjadwal; (4) sosialisasi hasil dari komunitas; dan (5) bersinergi dengan steakholder terkait.

Adapun rencana pengembangan komunitas praktisi dibagi tiga tahap yaitu: (1) tahap merintis; (2) tahap mengembangkan; (3) tahap merawat keberlajutan.

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.      PERUBAHAN KONSEP DIRI

Visi ternyata penting dimiliki untuk menuju kesuksesan yang dinginkan. Dengan adanya visi terdapat titik tuju yang akan dicapai dengan usaha-usaha yang sesuai untuk mencapainya. Begitu juga seorang guru penggerak, untuk membentuk peserta didik sebagai pelajar pancasila dan menghamba pada anak dalam pembelajaran maka dituntut untuk mempunyai visi pribadi yang ditujukan untuk pencapaian hal tersebut.

B.       AKSI NYATA

1.        Menyusun visi guru penggerak


Hal ini saya lakukan sebagai tujuan yang ingin saya capai untuk menghambakan pribadi saya kepada peserta didik untuk menghantarkan mereka sesuai dengan profil pelajar pancasila.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2.        Mengajar dengan Kreatif

Saya melakukan pembelajaran dengan situasi dan kondisi masa pandemi covid 19 yaitu dengan sistem daring. Hal ini saya lakukan untuk tetap menjaga motivasi belajar anak dan memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik.


 


3.        Mengembangkan Komunikasi Untuk Membentuk Komunitas Praktisi di Sekolah

Saya mulai bergerak untuk menyampaikan ide dan gagasan saya kepada teman-teman sejawat untuk membentuk komunitas praktisi yang diharapkan dapat menumukan solusi tentang kendala-kendala yang muncul dalam proses pembelajaran yang dialami oleh guru-guru di SDN 1 Selang. Saya memulai dari beberapa guru yang saya anggap sepandangan dengan saya dan nantinya saya berharap guru tersebut dapat menjadi patner saya dalam memulai gerak pembentukan komunitas praktisi di sekolah saya.


 

 

 

 

 

 


4.        Memberikan apresiasi pencapaian baik yang didapat oleh peserta didik


Saya bekerja sama dengan guru kelas memberikan inisiatif pemberian penghargaan bagi peserta didik yang bersemangat dalam belajar sehingga mendapatkan dirinya sebagai peserta didik terbaik di setiap kelasnya.

 

 

 

 

 


 

 

 



C.      KENDALA DALAM PELAKSANAAN AKSI NYATA

Kendala yang saya hadapi adalah masa pandemi yang membatasi interaksi secara langsung dengan peserta didik. Padahal hal pembiasaan baik dapat dilakukan secara aplikatif tidak semata hanya teori saja. Penanaman karakter sangat penting sebagai ujud pembiasaan yang continu dan berkesinambungan untuk mewujudkan profil pelajar pancasila. Selain itu dukungan dari teman sejawat belum 100% yang terkadang sedikit menghambat dalam pengaplikasian program di lapangan.

D.    RENCANA PERBAIKAN BERIKUTNYA

Hal yang akan saya lakukan adalah berusaha untuk menjadi guru kunjung agar interaksi secara langsung lebih sering dengan peserta didik. Selain itu meningkatkan komunikasi dan kolaborasi dengan teman sejawat.

 

BAB III

PENUTUP

Dalam penentuan visi guru penggerak diharapkan berpihak pada peserta didik dengan konsep menghamba pada anak. Peserta didik dijadikan pusat pembelajaran. selain itu komunitas praktisi segera dibentuk demi kemajuan sekolah. Komunitas praktisi berfungsi untuk menemukan solusi segala persoalan yang timbul dalam pembelajaran.

 

DAFTAR PUSTAKA

Nurrohmat (2020).https://www.kompasiana.com/nurohmat/5fb31951d541df7caf5504c2/visi-guru-penggerak?page=all. Diakses tanggal 24 Juni 2021 pukul 11.00 wib.

Theresia S.R (2021). https://www.cikgutere.com/2021/02/berkolaborasi-dalam-komunitas-praktisi.html. Diakses tanggal 24 Juni 2021 Pukul 11.30 wib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aksi Nyata Modul 3.3

  Aksi Nyata Modul 3.3. Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid Oleh: Achmad Hufron, S.Pd.Jas CGP Angkatan 2 Kabupaten Kebumen F...