27 Juni 2021

Koneksi Antar materi Modul 1.4 Budaya positif

 

KONEKSI ANTAR MATERI

BUDAYA POSITIF MODUL 1.4

Disusun Oleh : Achmad Hufron, S.Pd.Jas, M.Pd 

Fasilitator: Imyatun Muayanah, S.Pd

Pendamping Praktik: Utami Puji Astuti, S.Pd


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ki Hajar dewantara berpendapat bahwa, pendidikan adalah pembudayaan buah budi manusia yang beradab dan buah perjuangan manusia terhadap dua kekuatan yang selalu mengelilingi hidup manusia yaitu kodrat alam dan zaman atau masyarakat. KHD memberikan perbedaan antara pembelajaran dan pengajaran. Beliau menerangkan bahwa pendidikan adalah tuntutan bagi seluruh kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Sedang Pengajaran adalah Pendidikan dengan cara memberi ilmu atau pengetahuan agar bermanfaat bagi kehidupan lahir dan batin.

Sekolah perlu mengembangkan budaya positif karena ha ini dapat menjadi tolak ukur mutu di sekolah tersebut. Menurut Nyoman S.D (2021) Budaya positif sekolah adalah sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan symbol-simbol yang dipraktekkan oleh kepala sekolah, guru, petugas administrasi, siswa dan masyarakat sekitar sekolah. 

Budaya positif yang dirancang diharapkan menjadi sebuah perwujudan dari visi sekolah. Peran guru sangat besar untuk mewujudkannya dengan sauri tauladan yang baik dan mengembangkan sikap dalam pembelajaran sesuai dengan nilai dan perannya maka pencapaian sebuah visi sekolah dapat terwujud. Untuk mewujudkan visi sekolah membutuhkan kolaborasi setiap warga sekolah sesuai dengan tupoksinya masing-masing menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif dan model BAGJA. Nyoman S.D (2021) juga menjelaskan bahwa Inti dari pendekatan inkuiri apresiatif adalah nilai positif yang telah ada dan dikembangkan secara kolaboratif. Alur Bagja sendiri diawali dengan Buat pertanyaan, ambil tindakan, gali impian, jabarkan rencana, dan atur eksekusi. Berpijak dari hal positif yang ada di sekolah, sekolah kemudian menyelaraskan kekuatan tersebut dengan visi sekolah dan visi setiap individu dalam komunitas. Hal tersebut sejalan dengan prinsip Trikon, Ki Hajar Dewantara dimana perubahan bersifat kontinu (berkesinambungan), konvergen (universal), dan konsentris (kontekstual)

 

Rujukan:

Nyoman S.D (2021). https://www.sahabatsains.com/2020/12/14a9-koneksi-antar-materi-pentingnya.html diakses tanggal 28 Juni 2021 pukul 11.00 wib.

23 Juni 2021

Aksi Nyata 1.3.Visi Guru Penggerak

 

JURNAL REFLEKSI

AKSI NYATA

VISI GURU PENGGERAK MODUL 1.3

Disusun Oleh : Achmad Hufron, S.Pd.Jas, M.Pd 

Fasilitator: Imyatun Muayanah, S.Pd

Pendamping Praktik: Utami Puji Astuti, S.Pd

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.      LATAR BELAKANG 

Kegiatan pembelajaran di dalam sekolah ditujukan untuk memberikan pendidikan kepada peserta didik. Setiap kegiatan jika ingin tepat sasaran sesuai dengan tujuan pendidikan mestinya disertai dengan visi dan misi. Visi dan misi ditujukan sebagai pengharapan dan tujuan yang ingin digapai oleh seseorang atau sebuah lembaga. Dengan visi dan misi membuat arah kegiatan menjadi jelas maksud dan tujuannya. Begitu pula dengan guru penggerak, untuk dapat menggerakkan lingkungan sekolah baik itu peserta didik maupun teman sejawat seyogyanya didasari dari visi dan misi yang ingin di capai.

Pencapaian visi dan misi didasari dari perumusan secara bersama-sama antara warga sekolah, peserta didik, komite, dan wali murid. Dalam pelaksanaannya kolaborasi semua pihak sangat menentukan tercapai atau tidaknya visi dan misi tersebut disamping itu refleksi dan evaluasi penting dilakukan untuk melihat sejauh mana visi dan misi itu dapat terwujud.

Dalam perjalanan pencapaian visi juga diperlukan masukan dan saran yang membangun dari setiap permasalahan yang muncul. Hal ini diharapkan ditemukan solusi atau jalan keluar. Kegiatan yang mengakomodasi kepentingan tersebut diantaranya adalah komunitas praktisi di setiap sekolah.

B.       VISI GURU PENGGERAK

Menurut Nurohmat (2020) menyatakan bahwa untuk menentukan arah pengembangan dan perubahan menuju keberhasilan transformasi pendidikan yang dicita-citakan, adanya visi sangat penting. Visi adalah keinginan seseorang, organisasi atau kelompok untuk menjadi seperti apa. Visi sekolah memuat gambaran masa depan sekolah yang diharapkan dapat terwujud, mulai dari input, proses, maupun outputnya. Adapun visi seorang  guru adalah gambaran tujuan yang ingin dicapai oleh seorang guru yang memuat nilai-nilai yang diyakininya. Visi menentukan tujuan, sedangkan nilai-nilai  menentukan cara untuk mencapai tujuan tersebut. 

Nurrohmat (2020) juga menjelaskan bahwa seorang calon guru penggerak diharapkan mampu mengembangkan dan mengkomunikasikan visi sekolah yang berpihak pada murid kepada para guru dan pemangku kepentingan. Seoorang guru tentunya harus punya visi. Visi  seorang guru berkaitan dengan profesinya sebagai guru, bukan profesi yang lain seperti pebisnis, politikus, dan lain sebagainya. Hadirnya visi dapat memberikan makna dan spirit seorang guru dalam menjalankan tugas profesinya. Selain pemaknaan dan penghayatan terhadap profesi guru,   hadirnya visi  dapat dijadikan sebagai acuan dalam berkegiatan sebagai seorang guru. Seluruh aktivitas keprofesian guru harus bermuara pada visinya sehingga kerja keras dan pengabdiannya menghasilkan apa yang dicita-citakan.

C.      PENGEMBANGAN KOMUNITAS PRAKTISI

Wenger dalam Theresia S.R (2021) menyebut bahwa komunitas praktisi adalah “Sekelompok individu yang memiliki semangat dan kegelisahan yang sama, tentang praktik yang mereka lakukan dan ingin melakukannya dengan lebih baik dengan berinteraksi secara rutin. Dengan hal demikian dapat disimpulkan bahwa dengan adanya komunitas praktisi dapat meningkatkan kemampuan diri setiap anggota yang masuk dalam komunitas tersebut. Menurut Budiman, Nurwansyah dalam Theresia S.R (2021), ada 5 tujuan komunitas praktisi yakni: (1) mengedukasi anggota dengan mengumpulkan dan berbagi informasi yang berkaitan dengan masalah. Dan pertanyaan tentang praktik pengajaran dan pembelajaran; (2) memberi dukungan pada anggota melalui interaksi dan kolaborasi sesama anggota; (3) mendampingi anggota untuk memulai dan mempertahankan pembelajaran mereka; (4) mendorong anggota untuk menyebarkan capaian anggota melalui diskusi dan berbagi; dan (5) engintegrasikan pembelajaran yang didapatkan dengan pekerjaan sehari-hari.

Ada beberapa cara untuk mengembangkan komunitas praktisi yaitu: (1) menyepakati antar anggota komunitas; (2) membentuk kepengurusan; (3) menentukan program kerja yang sudah terjadwal; (4) sosialisasi hasil dari komunitas; dan (5) bersinergi dengan steakholder terkait.

Adapun rencana pengembangan komunitas praktisi dibagi tiga tahap yaitu: (1) tahap merintis; (2) tahap mengembangkan; (3) tahap merawat keberlajutan.

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.      PERUBAHAN KONSEP DIRI

Visi ternyata penting dimiliki untuk menuju kesuksesan yang dinginkan. Dengan adanya visi terdapat titik tuju yang akan dicapai dengan usaha-usaha yang sesuai untuk mencapainya. Begitu juga seorang guru penggerak, untuk membentuk peserta didik sebagai pelajar pancasila dan menghamba pada anak dalam pembelajaran maka dituntut untuk mempunyai visi pribadi yang ditujukan untuk pencapaian hal tersebut.

B.       AKSI NYATA

1.        Menyusun visi guru penggerak


Hal ini saya lakukan sebagai tujuan yang ingin saya capai untuk menghambakan pribadi saya kepada peserta didik untuk menghantarkan mereka sesuai dengan profil pelajar pancasila.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2.        Mengajar dengan Kreatif

Saya melakukan pembelajaran dengan situasi dan kondisi masa pandemi covid 19 yaitu dengan sistem daring. Hal ini saya lakukan untuk tetap menjaga motivasi belajar anak dan memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik.


 


3.        Mengembangkan Komunikasi Untuk Membentuk Komunitas Praktisi di Sekolah

Saya mulai bergerak untuk menyampaikan ide dan gagasan saya kepada teman-teman sejawat untuk membentuk komunitas praktisi yang diharapkan dapat menumukan solusi tentang kendala-kendala yang muncul dalam proses pembelajaran yang dialami oleh guru-guru di SDN 1 Selang. Saya memulai dari beberapa guru yang saya anggap sepandangan dengan saya dan nantinya saya berharap guru tersebut dapat menjadi patner saya dalam memulai gerak pembentukan komunitas praktisi di sekolah saya.


 

 

 

 

 

 


4.        Memberikan apresiasi pencapaian baik yang didapat oleh peserta didik


Saya bekerja sama dengan guru kelas memberikan inisiatif pemberian penghargaan bagi peserta didik yang bersemangat dalam belajar sehingga mendapatkan dirinya sebagai peserta didik terbaik di setiap kelasnya.

 

 

 

 

 


 

 

 



C.      KENDALA DALAM PELAKSANAAN AKSI NYATA

Kendala yang saya hadapi adalah masa pandemi yang membatasi interaksi secara langsung dengan peserta didik. Padahal hal pembiasaan baik dapat dilakukan secara aplikatif tidak semata hanya teori saja. Penanaman karakter sangat penting sebagai ujud pembiasaan yang continu dan berkesinambungan untuk mewujudkan profil pelajar pancasila. Selain itu dukungan dari teman sejawat belum 100% yang terkadang sedikit menghambat dalam pengaplikasian program di lapangan.

D.    RENCANA PERBAIKAN BERIKUTNYA

Hal yang akan saya lakukan adalah berusaha untuk menjadi guru kunjung agar interaksi secara langsung lebih sering dengan peserta didik. Selain itu meningkatkan komunikasi dan kolaborasi dengan teman sejawat.

 

BAB III

PENUTUP

Dalam penentuan visi guru penggerak diharapkan berpihak pada peserta didik dengan konsep menghamba pada anak. Peserta didik dijadikan pusat pembelajaran. selain itu komunitas praktisi segera dibentuk demi kemajuan sekolah. Komunitas praktisi berfungsi untuk menemukan solusi segala persoalan yang timbul dalam pembelajaran.

 

DAFTAR PUSTAKA

Nurrohmat (2020).https://www.kompasiana.com/nurohmat/5fb31951d541df7caf5504c2/visi-guru-penggerak?page=all. Diakses tanggal 24 Juni 2021 pukul 11.00 wib.

Theresia S.R (2021). https://www.cikgutere.com/2021/02/berkolaborasi-dalam-komunitas-praktisi.html. Diakses tanggal 24 Juni 2021 Pukul 11.30 wib.

6 Juni 2021

Aksi Nyata Modul 1.2 Achmad Hufron

 

JURNAL REFLEKSI

AKSI NYATA

NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK MODUL 1.2

Disusun Oleh : Achmad Hufron, S.Pd.Jas, M.Pd 

Fasilitator: Imyatun Muayanah, S.Pd

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.      LATAR BELAKANG 

Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa Pendidikan adalah tempat persemaian segala benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan. Dengan maksud agar segala unsur peradaban dan kebudayaan tadi  tumbuh dan berkembang dengan sebaik-baiknya. Pernyataan ini kemudian menjadi dasar munculnya nilai-nilai dan peran guru penggerak untuk menggerakkan sistem pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik.

Adanya pandemi Covid 19 membuat kita tersadar bahwa guru punya peran yang besar dalam proses belajar peserta didiknya dan membuka tabir bahwa peran orangtua sangat penting dalam proses pendidikan anak-anaknya. Kejadian ini menguatkan kita dan mempercayai bahwa gotong-royong dalam pendidikan adalah hal baik yang terus dipupuk dan ditanam sesuai dengan budaya Indonesia.

Pelaksanaan pembelajaran di masa pendemi menjadi tantangan yang dihadapi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Konsep merdeka belajar yang telah dilakukan akan lebih maksimal apabila dapat dikolaborasikan dengan implementasi nilai-nilai dan peran guru penggerak. Implementasi nilai-nilai dan peran guru penggerak merupakan bagian penting dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang menghadirkan pengalaman belajar bermakna bagi murid. Saat ini guru bukan menjadi sumber belajar utama karena banyak sekali sumber belajar lainnya juga dari lingkungan sekitar. Hal ini akan merangsang tumbuhnya kemandirian siswa dalam proses pembelajaran. Hal yang terkadang dihadapi adalah bagaimana mengkolaborasikan nilai-nilai dan peran guru penggerak agar bisa bersinergi dengan konsep merdeka belajar serta pengembangan potensi siswa yang mengikuti kodrat alam juga selaras dengan kodrat zamannya

B.       PERAN GURU PENGGERAK

Guru penggerak adalah program dari Kementrian Pendidikan Republik Indonesia dengan tujuan membentuk dan mengantarkan peserta didik menjadi pelajar pancasila. Guru penggerak adalah alat untuk mencapai tujuan. Sebelum mengaplikasikan tugas guru penggerak dilapangan, calon guru penggerak harus memahami terlebih dahulu memahami nilai dan peran dari guru penggerak. Adapun peran guru penggerak adalah sebagai berikut:

1.        Menjadi Pemimpin Pembelajaran

Guru penggerak harus terus bergerak dan selalu meningkatkan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid. Pendidik dapat meningkatkan performa diri dalam menjadi guru yang sebenar-benarnya yang berpusat pada murid.

2.        Menggerakkan Komunitas Praktis

Guru penggerak diharapkan menjadi motor dalam pengembangan komunitas praktisi baik di sekolah atau di luar lingkungan sekolah. Guru penggerak dapat mengajak rekan guru lain untuk menjadi tim untuk menggerakkan komunitas praktis.

3.        Menjadi Coach Guru Lain

Kata coach adalah suatu kendaraan yang berfungsi membawa penumpangnya dari satu lokasi ke lokasi lain yang menjadi tujuannya. Definisi ini memperlihatkan pada kita bagaimana kata coach akhirnya diberikan pada seseorang yang berperan untuk membantu memperbaiki kehidupan atau kinerja orang lain. Karena kalau kita analogikan, tugas dari coach adalah sebagai ‘kendaraan’ juga, kendaraan dalam kehidupan seseorang. Coach mengantar coachee (orang yang di-coach) dari tahap kehidupan yang sekarang ke tahap kehidupan yang diinginkan, melampaui rintangan yang menghambat kemajuannya hingga tercapai cita-citanya. Contohnya seorang coach dalam dunia olah raga. Tugasnya adalah meningkatkan ketrampilan yang sudah dimiliki menjadi maksimal sehingga bisa mencapai peringkat yang lebih tinggi.

Guru Penggerak memiliki program untuk melatih potensi mentorshipdan kepemimpinan mereka untuk mampu membantu guru-guru lain. Guru Penggerak memiliki tempat pelatihannya berbentuk sekolah, sehingga para guru yang lulus baru bisa menjadi Guru Penggerak. Jalur karir dari Guru Penggerak yaitu menjadi kepala sekolah, pengawas sekolah, serta instruktur pelatihan guru. Ketiga posisi tersebut membutuhkan skill kepemimpinan yang tinggi.

4.        Mendorong Kolaborasi Antar Guru

Kolaborasi sangat penting dilakukan untuk bersama-sama mencapai tujuan.

5.        Mewujudkan kepemimpinan Murid

Perbedaan yang mendasar dari guru pada umumnya dan Guru Penggerak yaitu besaran dampak yang dibuat. Guru Penggerak diharapkan menjadi teladan dan agen perubahan di dalam ekosistem pendidikan. Mereka harus mempunyai dampak lain selain perubahan positif di kelasnya sendiri.

C.      NILAI-NILAI GURU PENGGERAK

Nilai ini sendiri berkaitan erat dengan peran yang sudah kita pelajari di bagian sebelumnya. Nilai ini yang diharapkan terus tumbuh dan dilestarikan dalam diri seorang Guru Penggerak. Kelima ini saling mendukung satu dengan lainnya, dan tentunya diharapkan menjadi pedoman berperilaku untuk seorang Guru Penggerak.

Kelima nilai dari Guru Penggerak adalah: Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, serta Berpihak pada Murid.

1.        Mandiri

Mandiri berarti seorang Guru Penggerak  mampu senantiasa mendorong dirinya sendiri untuk melakukan aksi serta mengambil tanggung jawab atas segala hal yang terjadi pada dirinya. Segala perubahan yang terjadi di sekitar kita maupun pada diri kita, muncul dari diri kita sendiri.

2.        Reflektif

Reflektif berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa merefleksikan dan memaknai pengalaman yang terjadi di sekelilingnya, baik yang terjadi pada diri sendiri serta pihak lain.

3.        Kolaboratif

Kolaboratif berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa membangun hubungan kerja yang positif terhadap seluruh pihak pemangku kepentingan yang berada di lingkungan sekolah ataupun di luar sekolah (contoh: orang tua murid dan komunitas terkait) dalam mencapai tujuan pembelajaran.

4.        Inovatif

Seorang Guru Penggerak mampu senantiasa memunculkan gagasan-gagasan baru dan tepat guna terkait situasi tertentu ataupun permasalahan tertentu.

5.        Berpihak pada Murid

Berpihak pada murid disini berarti seorang Guru Penggerak selalu bergerak dengan mengutamakan kepentingan perkembangan murid sebagai acuan utama. Segala keputusan yang diambil oleh seorang Guru Penggerak didasari pembelajaran murid terlebih dahulu, bukan dirinya sendiri. Segala hal yang kita lakukan, harus tertuju pada perkembangan murid, bukan pada pemuasan diri kita sendiri, maupun orang lain yang berkepentingan.

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.      PERUBAHAN KONSEP DIRI

Peran dan nilai guru penggerak menyadarkan saya bahwa peran guru itu sangat luar biasa. Baik buruknya peserta didik dapat dipengaruhi oleh kualitas nilai gurunya serta peran dari gurunya. Guru yang selalu berperan aktif dalam memberikan pengalaman yang berharga bagi peserta didiknya akan membuat peserta didik mendapat pengalaman-pengalaman baru yang dapat digunakan untuk pengayaan pengalaman dalam dirinya. Memberikan pembelajaran yang berpusat pada anak harus dengan nilai dan peran guru yang baik.

B.       AKSI NYATA

1.        Mengembangkan diri secara aktif.

Mengapa saya selalu melakukan pengembangan diri, karena pengembangan diri menurut saya sangat penting disamping untuk meningkatkan relasi dan teman juga mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan yang digunakan untuk perbaikan dalam pembelajaran. hal ini dilakukan sebagai wujud kemandirian seorang guru penggerak sehingga selalu siap dan dapat menemukan solusi dalam setiap permasalahan dan perubahan yang terjadi. Pengembangan diri yang biasa kami lakukan dengan mengikuti diklat, penataran, diskusi ilmiah, KKG, seminar, dll. Baik dilaksanakan oleh organisasi profesi, Dinas pendidikan, maupun pihak lain yang berkaitan dengan pendidikan.

2.        Mengajar dengan Kreatif

Saya melakukan pembelajaran dengan menyesuaikan dengan karakteristik dan daya dukung yang ada. saya sering memodifikasi alat pembelajaran dikarenakan tidak adanya sarana dan prasarana yang memadai. Kita tahu sendiri alat praktikum biasanya mahal dan dari sekolah anggaran belum mencukupi untuk pemenuhan pengadaan sarana dan prasarana tersebut. Saya juga selalu berusaha untuk memberikan pembelajaran yang menyenangkan dengan berbagai permainan dan ice breaking dalam pembelajaran. kami juga mengenalkan beberapa aplikasi tehnologi untuk peserta didik sehingga mereka lebin antusias dan tertarik.

 

3.      Menjadi Tutor Teman Sejawat.

Saya bekerjasama dengan KKG untuk penyampaian pengalaman baru dalam pembelajaran yang diperolah ketika kami mengikuti pelatihan. Dan kami membantu pihak-pihak yang membutuhkan pengalaman yang kami punya untuk dibagikan kepada guru-guru yang lain.

4.      Bekerjasama dengan Teman

Saya selalu menggandeng teman sejawat dalam program-program yang ingin kita laksanakan baik ditingkat sekolah, KKG, orgnisasi profesi, maupun organisasi yang lain. Tim/atau panitia sangat penting dibentuk untuk kerjasama baik secara pemikiran, tenaga, maupun biaya.

5.      Mendorong Prestasi Murid, Teman Sejawat, dan Pribadi

Saya selalu memberi motivasi kepada murid sesuai dengan kemampuan yang kita miliki dalam bentuk pendampingan dalam kegiatan ekstrakurikuler, persiapan lomba ataupun peguasaan terhadap pelajaran. Kita juga selalu mengajak teman sejawat untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang perlu diikuti untuk pengembangan pengetahuan dan ketrampilan guru. Dan secara pribadi kita juga mengikuti kegiatan guru yang berorientasi prestasi pribadi guru.

 

C.      GAMBAR AKSI NYATA



 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


D.      KENDALA DALAM PELAKSANAAN AKSI NYATA

Kendala yang muncul dalam pelaksanaan aksi nyata diantaranya yaitu kurangnya fasilitas pendukung yang ada di sekolah. Sinyal wifi yang kadang naik turun mempengaruhi kegiatan daring. Terdapat beberapa orang tua yang masih cuek dengan pembelajaran anaknya. Menganggap proses pembelajaran itu tetap tanggung jawab guru di sekolah. Banyaknya orang tua yang bekerja di pasar berjualan dari pagi hingga sore membuat ini menjadi kendala dalam pengumpulan tugas-tugas. Karena mereka bisa mendampingi anaknya hanya pada malam hari.

E.     RENCANA PERBAIKAN BERIKUTNYA

Hal yang akan saya lakukan adalah mempererat koordinasi dengan orang tua dan memberikan kelonggaran bagi peserta didik dalam mengumpulkan tugas-tugasnya.

 

BAB III

Dalam pembelajaran diharapkan siswa menjadi pusat pembelajaran, dapat menumbuhkan rasa bahagia dalam mengkuti pembelajaran, pemenuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam mendukung proses pembelajaran. pembelajaran yang tidak merenggut kemerdekaan belajar anak. Anak dapat tetap belajar walaupun kondisi yang sulit seperti ini dengan model daring. Kendala yang ada dapat diatasi dengan komitmen bersama dengan menjalin komunikasi yang baik antara sekolag, guru, dan orang tua.

 

DAFTAR PUSTAKA

https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/nilai-dan-peran-guru-penggerak- Diakses tanggal 5 Mei 2021 pukul 21.00. wib.

 


Aksi Nyata Modul 3.3

  Aksi Nyata Modul 3.3. Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid Oleh: Achmad Hufron, S.Pd.Jas CGP Angkatan 2 Kabupaten Kebumen F...