TRANSKIP WAWANCARA
01.01.SDNS.W.G.MK.F1.F2.F3.28-9-15
(Dibaca: transkip ke 01, informan ke
1, SDN 1 Surotrunan, hasil
wawancara, informan Guru yang bernama Mohamad Kharis, fokus:
Pembinaan kesiswaan di sekolah inklusi)
Hari/tanggal : Senin, 28
September 2015
Pukul : 08.00-10.00 WIB
Tempat : Ruang tamu SDN 1
Surotrunan
Peringkas : Achmad Hufron
Fokus: Pembinaan Kesiswaan di
sekolah inklusi dan PPDB
|
Untuk
penyelenggaraan inklusi di SD kami alhamdulillah berjalan dan sementara ya
dapat berjalan walaupun terdapat berbagai kendala salah satunya adalah surat
dari dinas sebagai dasar penunjukan sekolah kami sebagai sekolah inklusi.
Yang kedua ketidakadaan guru pembimbing khusus di sekolah yang menyebabkan
guru-guru harus bekerja lebih keras untuk penyelenggaraan pendidikan inklusi.
SD Negeri 1 Surotrunan ini sudah sekitar
lima tahun menyelenggarakan pendidikan inklusi.
“Anak
berkebutuhan khusus di SD Negeri 1 Surotrunan Alian pada tahun pelajaran
2015/2016 mempunyai siswa berkebutuhan khusus sejumlah 24 siswa dengan
rincian sebagai berikut: 6 anak tunagrahita, 1 anak autis ringan, 1 anak
hiperaktif, 11 anak slow leaner
(lamban belajar), 1 anak tunawicara, dan 4 anak tuna ganda. Sekolah ini juga
mendapat bantuan dana dari Dinas Pendidikan Propinsi yang berupa dana dan
beasiswa untuk masing-masing anak yang berkebutuhan khusus setiap tahunnya.
Di SD Negeri Surotrunan 1 Alian Kebumen sedikit kerepotan karena jumlah anak
berkebutuhan khusus banyak dan orang tua siswa tetap ngotot untuk menyekolahkan
anak yang punya kebutuhan khusus ke sekolah tersebut walaupun sudah diarahkan
ke SDLB. Dengan alasan ada sekolah inklusis dan jarak sekolah lebih dekat
daripada ke SDLB ynag ada di pusat kota. Keadaan ekonomi juga menjadi alasan
bagi para wali murid.”
Dengan keadaan
yang demikian kegiatan kesiswaan di sekolah kami kadang kurang optimal
dikarenakan keterbatasan tenaga pendidik dan kependidikan yang tidak
sebanding dengan jumlah siswa ABK. Kita tahu sendiri apabila kegiatan siswa
ABK selalu membutuhkan perhatian khusus, jika guru hanya memperhatikan siswa
ABK terkadang siswa yang reguler kurang perhatian sehingga pelayanan terhadap
siswa kurang optimal.
Siswa terkadang
di dalam kelas dikelompokkan sesuai dengan jenis ABKnya. Terkadang pula
disesuaikan dengan jenis kebutuhan siswa ABK dalam pengelompokkannya. Hal itu
dilakukan untuk mempermudah pemantauan, pemberian materi, dan pengawasan
sehingga siswa yang kain tidak merasa terganggu dan terkendala dalam
pelajaran karena materi yang diberikan guru sesuai dengan tingkat kemampuan
akademik maupun sesuai dengan kebutuhan siswa tersebut.
Penerimaan
siswa baru di SD Negeri 1 Surotrunan disesuaikan dengan jadwal PPDB dari
Dinas Dikpora Kabupaten Kebumen. Sekolah hanya menerima siswa ABK dari
kondisi ringan ke sedang, sedangkan yang berat belum kami terima. Untuk siswa
reguler selama kuota kelas masih mencukupi dan batas minimal umur terpenuhi
maka akan diterima menjadi siswa kami.
|
Komentar
peneliti:
Keterbatasan jumlah tenaga pendidik dan kebendidikan
yang tidak sebanding dengan jumlah siswa ABK di SD Negeri 1 Surotrunan.
Dengan hal ini maka dibutuhkan guru pembimbing khusus untuk membantu kegiatan
dalam bidang pembinaan kesiswaan sehingga pelayan terhadap siswa dapat lebih
optimal.
|
TRANSKIP WAWANCARA
02.02.SDNS.W.G.SZ.F2,F3.23-11-2015
(Dibaca: transkip ke 01, informan ke 02,
SDN 1 Surotrunan, hasil
wawancara, informan Guru yang bernama Siti Zulfa, S.Pd, fokus:
pengelompokkan dan penempatan siswa dan pembinaan
kesiswaan di sekolah inklusi)
Hari/tanggal : Senin, 23
November 2015
Pukul : 09.00-10.00 WIB
Tempat : Ruang tamu SDN 1
Surotrunan
Peringkas : Achmad Hufron
Fokus:
Pengelompokkan
dan Penempatan siswa dan Pembinaan Kesiswaan di sekolah inklusi
|
Mereka saling
berdampingan, namun sesekali waktu kami memisahkan siswa ABK untuk dibimbing
khusus. Kita tahu sendiri terkadang siswa ABK adakalanya tidak mau masuk ke
dalam ruang kelas. Setiap anak di SD kami juga di tes psikologinya, hal ini
bertujuan untuk mengukur sejauh mana tingkat kecerdasan anak. Nah hasilnya
dapat digunakan sebagai dasar mengelompokkan anak di dalam kelas. Anak yang
IQ rendah biasanya kesulitan untuk mengikuti pelajaran begitu juga anak-anak
yang normal juga terkadang mengalami kesulitan dalam belajar. Mereka kami
kelompokkan dan sesekali kami beri perhatian khusus memberikan tambahan
pelajaran dan mengobservasi untuk menemukan dimana letak kesulitan belajar
mereka. Hal ini dilakukan agar supaya anak yang dapat mengikuti pelajaran
tidak merasa terganggu dan mereka dapat meneruskan materi selanjutnya tanpa
harus menunggu teman-teman yang lamban belajar.
Dalam
keseharian di sekolah kami, siswa-siswa dijadikan satu kelas baik siswa yang
ABK maupun yang reguler. Tetapi adakalanya siswa dalam satu kelas tersebut
kami kelompokkan, hal ini dilakukan karena tingkat kemampuan anak
berbeda-beda. Di sekolah kami hanya menggunakan dua jenis pengelompokkan
siswa yaitu ability grouping dan special need grouping. Siswa yang mempunyai kesamaan kemampuan akademik
dijadikan satu kelompok agar supaya mereka dapat saling mengisi sehingga
semakin mempercepat perkembangan dan mempertinggi kemampuan mereka. Siswa
yang mempunyai kemampuan lebih tinggi tidak merasa terhambat perkembangannya
oleh siswa yang berkemampuan rendah begitu juga siswa yang berkemampuan
rendah tidak merasa tertinggal jauh dari anggota kelompoknya. Untuk cara
pengelompokkan special need grouping dimaksudkan agar
anak-anak yang berkebutuhan khusus juga mendapatkan pelayanan yang maksimal
di sekolah.
Yang
berkaitan tentang pembinaan kesiswaan di sekolah kami ada beberapa hal yang
bertujuan sebagai pelayanan terhadap siswa diantaranya: (1) melalui
pembiasaan, pembiasaan disekolah kami terdiri dari kegiatan upacara bendera
setiap hari senin, senam bersama/jalan sehat setiap hari jum’at, kegiatan
keagamaan pada pra pelajaran, dan pembacaan asmaul husna; (2) melalui
kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan ekstrakurikuler yang ada disekolah kami
yaitu drumband, pramuka, olahraga, dan rebana; dan (3) yaitu melaui acara
insidental PHBI, pelepasan kelas VI. Sekolah juga berusaha melengkapi sarana
prasarana yang berkaitan dengan kegiatan siswa baik dari olahraga, keseniaan,
alat praktek pelajaran dan buku-buku pelajaran. Fasilitas kantin,
perpustakaan, UKS, tempat parkir siswa, halaman sekolah yang luas, dan kamar
mandi juga menjadi prioritas untuk kami.
Untuk para
orang tua siswa ABK kami sediakan ruang tunggu, dan kami juga menyediakan
ruang khusus inklusi yang digunakan untuk kegiatan yang berkaitan dengan
penanganan siswa ABK di sekolah kami. Kendala bagi kami yaitu kurangnya
tenaga pendidik dan kependidikan, sehingga penyelenggaraan pendidikan inklusi
di sekolah kami kurang maksimal. Dengan adanya hal itu kami sangat
membutuhkan guru pembimbing khusus di sekolah kami. Sudah beberapa kali
mengajukan ke dinas belum ada tanggapan. Kalaupun kami yang mengadakan kami
tidak dapat membayarnya karena seluruh kegiatan di sekolah kami murni
ditopang dari dana BOS. Sementara kami bekerja sama dengan orang tua siswa
untuk menunggu dan mendampingi siswa ABK di sekolah. Hal ini dilakukan untuk
mengantisipasi kendala atau masalah terhadap siswa ABK dalam proses belajar
mengajar di kelas
|
Komentar
peneliti:
Penempatan dan pengelompokkan siswa da dasari dari
hasil tes IQ, kemampuan mengikuti pelajaran, jdan jenis kecacatan siswa ABK.
Ada dua jenis pengelompokkan siswa yaitu ability grouping dan special need grouping di sekolah ini.
Kegiatan kesiswaan terdiri dari : (1) kegiatan
Pembiasaan, (2) kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan insidental (PHBI,
dll).
Siswa reguler sangat bersahabat dan menghargai siswa
ABK.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar