KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1
PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARA
Oleh: Achmad Hufron (CGP Angk 2 Kab. Kebumen)
·
Bagaimana
pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh
terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran
diambil?
Pratap Triloka yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara yang terkenal
dengan semboyan ing ngarso sung toladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri
Handayani artinya di depan memberi teladan, tengah membangun
motivasi/dorongan, dibelakang memberi dukungan. Berdasarkan hal tersebut
diatas guru sebagai pemimpin pembelajaran sudah sepatutunya menerapkan
pengambilan keputusan yang berpihak pada murid, dengan menerapkan 4 paradigma,
3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan
·
Bagaimana
nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip
yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
·
Pada prosesnya
“menuntun” anak akan diberi kebebasan namun guru sebagai pamong dalam
memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahanyakan
dirinya. Seorang pamong dapat memberikan tuntunan agar anak menemukan
kemerdekaan dalam yang akan berdampak keputusan yang tepat
dan bertanggung jawab. Guru sebagai pemimpin pembelajaran tentu pernah
mengalam idilema etika atau bujukan moral pada sebuah keputusan yang diambil
saat menangani kasus murid atau rekan sejawat komunitas di sekolah,
dengan mempertimbangan nilai benar vs benar (situasi yang terjadi ketika
seseorang harus memilih antara dua pilihan diamana dua pilihan itu secara moral
benar tetapi bertentangan), benar vs salah (seseorang membuat keputusan antara
benar atau salah)
·
Bagaimana
kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan
berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan
pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama
dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan
keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri
kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu
oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.
·
Dalam aspek
pembelajaran dikelas guru sebagai pembawa agen perubahan harus bisa mengetahui
kebutuhan belajar murid sekaligus sebagai memberi contoh yang baik bagi siswa
memahami karakter belajar siswa serta kondisi social emosional sebagai pemimpin
pembelajaran dikelas. Dalam hal ini juga untuk terciptanya profil pelajar Pancasila
siswa harus bisa menyelesaiakan sendiri persoalan belajarnya di kelas
yang merupakan dilemma bagi mereka, dan di sinilah penting pendekatan Coaching,
dimana guru sebagai coach memberi pertanyaan pemantik yang akan dijawab oleh
siswa untuk menyelesaikan sendiri setiap persoalan yang dilaminya terutama yang
merupakan dilema baginya. Guru sebagai pemimpin pembelajaran selalu bersedia
meluangkan waktu jika siswa membutuhkan, atau jika meihat ada perubahan belajar
yang menurun pada siswa. Coaching dan itu tidak terlepas dari komunikasi yang
baik antara coach dan coachee, Harapan coaching dapat mengatasai masalah
belajar siswa.
·
Bagaimana
pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada
nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.
·
Seorang pendidik harus
bisa melihat bagaiamana persoalan tersebut apakah merupakan dilemma etika atau
merupakan bujukan moral, nilai-nilai yang yang akan diambilpun merupakan nilai
yang merupakan proses kegiatan yang merupakan titik temunya adalah sebagai pemimpin
pembelajaran tetap dengan berbagai cara akan menuntun siswa tersebut kearah
yang lebih baik dalam pengambilan keputusan. Keptusan yang diambil merupakan
keputusan yang bertanggung jawab.
·
Bagaimana
pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya
lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
·
Pengambilan keputusan
yang tepat sebagai pemimpin pembelajaran tentunya akan berdampak postif,
aman, dan nyaman apabila kita bisa melihat kondisi saat mana kita akan
mengambil sebuah keputusan yang tentu yang jika itu adalah dilemma maka kita
bisa meminimalisir delema tersebut agar dalam pengambilan yang bersifat dilemma
itu tidak terlalu berpengaruh. Dan jika merupakan suatu bujukan moral kita
harus pandai bahwa hal yang dilakukan salah dan nantinnya guru sebagai pemimpin
pembelajaran akan dengan bijak membuat keputusan namum tertap membinmbing anak
menujuh ke pengambilan keputusan tepat baik untuk guru maupun untuk siswa.
Dalam hal ini siswa tetap merasa bahwa guru adalah seorang pemimpin yang mampu
membuat situasi kondusif, aman dan nyaman di lingkungan sekolah maupun
sekitarnya.
·
Selanjutnya,
apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk
menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah
ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?
·
Sebagai makluk social
dan sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengambilan suatu keputusan tidak akan
luput dari dilema etika dan bujukan moral. Dilema etika merupakan
situasional, yaitu antara benar-benar memegang aturan demi
suatu keadialan. Namun terkadang kita susah membedakan mana yang merupakan
dilema etika dan bujukan moral, misalnya saja kasus berbohong yang sudah pasti
merupakan tindakan salah , meskipun tujuannya baik tetap saja merupakan kesalahan.
Adapun hal yang perlu diperhatikan sebelum mengambil sebuah
keputusan dalam dilema etika, 4 paradigma
yaitu: (1) Individu lawan masyarakat (individual vs
community); (2) Rasa keadilan lawan
rasa kasihan (justice vs mercy);
(3) Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty); dan (4) Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term). Selain itu ada tiga prinsip yang yang membantu menghadapi pilihan yang
penuh tantangan (Kidder ,2009, hal 144) ketiga prinsip itu adalah: (1) Berpikir berbasis hasil akhir
(ends-based Thingking); (2) Berpikir berbasis peraturan (rule base thingking);
dan
(3) Berpikir berbasis rasa peduli (care base thingking).
·
Dan bagaimana cara
mengujinya? Ini adalah 9 langkah yang telah disusun secara berurutan
1.
Mengenali ada
nilai-nilaia yang saling bertentangan dalam situasi ini
2.
Menentukan siapa yang
terlibat dalam situasi ini
3.
Kumpulkan fakta-fakta
yang relevan dalam situasi ini
4.
Pengujian benar atau
salah (Uji legal, Uji Regulasi/Standar Profesiaonal, Uji intuisi, Uji halaman
Depan Koran, Uji Panutan/Idola )
5.
Pengujian paradigm
benar atau salah
6.
Prinsip pengambilan
keputusan
7.
Investigasi Opsi
Trilema
8.
Buat keputusan
9.
Tinjau lagi keputusan
Anda dan refleksikan
·
Dan
pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan
pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?
·
Sebagai seorang
pendidik yang merupakan salah satu calaon guru penggerak saya merasa
terbantu dengan penjelasan materi dari modul 3.1 sebab sebelumnya kita sering
menemukan dilema namun kita belum bisa mamaneg sebuah keputusan dengan baik
baik terutama saat menemuka masalah belajar pada siswa, dengan semua materi
yang telah dipelajari dari modul pendidik sudah seharusnya meberikan keputusan
yang bersifat positif, membuat siswa merasa nyaman, dan tenang. Semuanya
dilakukan untuk memerdekan siswa dalam mencapai keselamatan dan
kebahagiaan belajar mereka.
·
Bagaimana
seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi
kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
1.
Dengan memberi
nilai-nilai positif, menciptakan rasa nyaman pada siswa merupakan motivasi
seorang pendidik dalam mengambil keputusan. Seorang pendidik dengan
berbagai cara pasti akan memberikan yang terbaik untuk siswanya oleh karena itu
keputusan yang baik pula untuk perkembangan siswanya.
2.
kesimpulan akhir yang
dapat ditarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitan dengan
modul-modul sebelumnnya.
·
Apakah
kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini
dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
·
Pengambilan Keputusan
Sebagai Pemimpin Pembelajaran dengan modul-modul yang telah dipelajari
sebelumnya merupakan suatu tidak terpisahkan untuk mencapai kemerdekaan dalam
belajar pada murid, Ki Hajar Dewantara dalam menuntut segala proses dan
kodrat/potensi anak untuk mencapai sebuah keselamatan dan kebahagiaan belajar,
baik untuk dirinya sendiri, sekolah maupun masyarakat. Selain itu juga
dimana proses pembelajaran di seorang pendidik harus bisa melihat kebutuhan
belajar pada anak serta mengelolah kompertensi social emosional dalam mengambil
sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Pendekatan Coaching juga
merupakan salah satu pendekatan yang membantu siswa dalam mencari solusi
atas masalahnya sendiri dan hal inilah yang merupakan salah satu trik sebagai
seorang pendidik bisa mengetahui permasalahan yang dialami oleh siswa lewat
pertanyaan-pemantik saat coaching. Sebagai seorang guru penggerak juga harus
mengetahui permasalahan yang dialami oleh rekan sejawat dalam proses
pembelajaran dan coahing dapat menemukan jawaban atas setiap pertanyaan untuk
menemukan solusi maka terciptalah budaya postif pada lingkungan belajar di
sekolah dan komunitas praktisi. Para pendidik yang mampu membuat keputusan
sebagai pemimpin pembelajaran merupakan cita-cita guru masa depan, dan proses
pengambilan keptusan berdasrakan dilema etika.
·
Tidak ada komentar:
Posting Komentar